TATARMIDIA.ID – Idulfitri di Indonesia tidak lengkap tanpa tradisi unik yang sempurna: BIHAL HALAL.
Saat -saat pengampunan timbal balik, tetap berhubungan dan nikmati piring ini secara khusus. Idul Fitri menjadi bagian integral dari festival.
Tapi tahukah Anda, di mana akar dari tradisi halal Bihal dalam budaya komunitas Muslim Indonesia?
Baca juga: Gore! Untuk mengumpulkan mayat di sumur di Sikidang Sukbumi
Secara khusus, kata “Hallal Bihalal” itu sendiri tidak ditemukan dalam literatur atau praktik keagamaan Islam di negara lain.
Fenomena ini sepenuhnya merupakan produksi budaya Indonesia, yang lahir dari kebutuhan sosial dan politik masa lalu.
KH Teori kemunculan Hallal Bihal dengan diagram yang merupakan teori. Salah satu pendiri Wahab Chasbula, Nahadtalul Ulama (NU).
Baca juga: x tren! Memang benar bahwa Komisaris Paramadi Ariano Jatio adalah presiden Jetio
Pada awal kemerdekaan Indonesia, negara ini terpukul oleh berbagai kebingungan politik dan sosial pada tahun 1970 hingga 60 -an. Hubungan antara kelompok masyarakat biasanya membuat stres dan berprasangka.
Dalam situasi yang buruk ini, Presiden Sokarno mengatakan KH. Meminta informasi dari. Wahab Chasbulah untuk menemukan solusi untuk menenun persatuan dan integritas negara.
Baca juga: Anda perlu tahu! Ini adalah 5 alasan kuat untuk merek pribadi menjadi senjata rahasia untuk bekerja
Kh Wahab kemudian mengusulkan forum ramah yang disebut “Halal Bihalla”. Istilah ini diambil dari konsep Islam, yang menekankan pentingnya pengampunan timbal balik dan membuktikan pembenaran kesalahan apa pun.
Pertemuan pertama pertemuan halal Bihalal diadakan di Istana Negara setelah Idulfire.
Program ini dihadiri oleh para pemimpin masyarakat dari politik, agama, dan berbagai asal.