TATARMETIA.ID – Pemerintah pada hari Selasa (12/12/2024) melalui Badan Manajemen Bencana Nasional (BNPB) melalui Deputi Manajemen Darurat Generasi Umum Lukmansia (12/12/2024) telah menyiapkan perlindungan di distrik distrik distrik distrik distrik distrik distrik distrik distrik distrik distrik distrik Distrik Distrik Distrik Distrik Distrik Distrik Distrik Distrik.
Tahap ini adalah upaya untuk mendistribusikan bantuan kepada para pengungsi yang tersebar di titik -titik berbagai pengungsi independen di distrik Bantagadung.
BNPB telah menjelaskan Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana Abdul Muhari berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BNPB di distrik Buntagangung, sejauh ini 296 keluarga atau penduduk 1.032 penduduk yang terlantar.
Baca Juga: Pembaruan Kerugian Terbaru untuk Efek Bencana di Sukabumi, Status Tanggapan Darurat diperluas
“Hilangnya zat yang dilaporkan, 88 rumah rusak (RR), 144 rumah rusak sedang (Rs. 57 rumah (RB),” kata Muhari pada hari Rabu (11/11/2024).
BNPB mengorganisir evaluasi yang dipimpin oleh Dr. Lilik Karniavan, pertemuan koordinasi (pertemuan koordinasi) dan wakil logistik dan peralatan logistik. Pada pertemuan koordinasi, pemerintah Sukabumi memutuskan untuk memperpanjang periode tanggap darurat dalam tujuh hari ke depan.
.
Bacalah juga: longsor potensial Jalin Palabuhanratu rusak – Siemenon Sukabumi
Situasi saat ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang menderita bencana Sukabumi, dalam 10.237 terakhir dalam 10.160 penduduk terakhir dan lebih dari 2.988 pengungsi.
Dalam upaya untuk mempercepat manipulasi tanggapan darurat terhadap Kabupaten Sucabumi, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan semua elemen yang relevan, bersama dengan BNPB, melakukan operasi modifikasi cuaca (WTO).
Gerakan ini memperhitungkan kondisi cuaca yang mudah menguap dan sering hujan dengan intensitas sedang, yang mengarah ke perawatan darurat di Kabupaten Sucabumi.
Baca Juga: Sucabumi Extreme Time, Bupati Dengan Mengirim Perubahan Iklim ke Bupati BNPB
“WTO diperkirakan akan membuka dua angkatan laut dari hari Rabu (11/12).
“WTO ini diharapkan untuk mengurangi dan meretas presipitasi di daerah Sukabumi, sehingga proses manipulasi darurat dapat bekerja lebih efisien,” kata Muhari.