Tataardia.id -Fenomena lumpur panas, di desa Roburan Dolock, di distrik Panbunani Selatan, Bupati Sumatra Utara, penduduk, penduduk.
Jumat lalu (25/04) terdiri dari setidaknya 15 batang 5 tempat yang terdiri dari lumpur panas, gas, dan banjir air.
“Beberapa poin berkilau berada di tanah topik dan menyebabkan belerang,” kata kepala BNPB Abdul Muhar dalam sebuah pernyataan resmi Rabu (30/04).
Baca Juga: Fakta Pembunuhan Gadis di Tanggelah, Polisi melanggar penjahat di Taskmalaya
Warga mengatakan bengkak telah ada di sana untuk waktu yang lama, tetapi dengan jumlah poin yang tidak hari ini.
“Titik banjir dimulai pada tahun 2018 dan semakin besar selama beberapa bulan terakhir,” lanjut Muhari.
Bengkak menyebabkan beberapa perkebunan karet negara dan masyarakat merusak sekitar 5 hektar dan sejumlah besar tanaman mati.
Baca juga: Penjelasan BMKG atas Fenomena Musim Hujan, meskipun musim kemarau saat ini
“Ketika hujan, lumpur yang disebabkan oleh bengkak menyebabkan sungai mencemari dan tidak menggunakan penduduk,” lanjutnya.
Setelah laporan yang membengkak, bupati Bupati Bupati Nature pergi ke lapangan dengan BPBD Rapid Reaction Group (TRC) setempat untuk meninjau lokasi lumpur panas.
Selain itu, Direktur Jenderal Direktur Jenderal Energi dan Penghematan Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, juga berlokasi di Jakarta untuk tes laboratorium.
Baca Juga: La Nina dan Monsoon Fenomena Musim Hujan masih cukup tinggi di Jawa Barat
Meskipun sudah saatnya, diketahui tim yang dikirim ke lapangan, Burst tidak mengandung tamu Toxic H2S.
“Sampai sekarang, penyebab lumpur panas masih menyelidiki.” Dia menyimpulkan. (*)