CEO Promedia Desak Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat : Stop Impor Beras Sapi dan Daging Beku yang Memukul Petani dan Peternak

avielletech.com – Agus Sulistriyono, CEO Promedia, memancing kritik tajam terhadap kebijakan impor barang yang dinilai merugikan petani, peternak, dan nelayan di Indonesia.

Dalam keterangannya, Agus Sulistriono mendesak pemerintah segera mengambil langkah-langkah yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok kecil di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

Agus Sulistriyono mengatakan, akibat kebijakan impor yang tidak terkendali, harga barang-barang lokal seperti beras, sapi, dan domba sangat rendah sehingga membuat produsen dalam negeri sulit bersaing.

Baca juga: Di Hari Pahlawan, BRI Salurkan Beasiswa untuk Anak TNI dan Polri

Ia yakin upaya swasembada yang digalakkan pemerintahan Prabowo-Gibran tidak akan ada gunanya jika kebijakannya tidak benar-benar diubah.

“Jika kita berpihak pada petani, peternak, dan nelayan, kita akan menghentikan atau mengurangi impor beras,” tegas Agus Sulistriyono, Minggu (11/10).

Agus menilai keberhasilan swasembada beras hanya sekedar angan-angan jika harga jual beras di tingkat petani masih sangat rendah. Kondisi ini membuat petani berisiko terus mengalami kerugian dan kehilangan motivasi menanam padi.

Baca juga: Zona bahaya bagi masyarakat di Gunung Lewotobi semakin meluas

Di sisi lain, Agus juga mengkritisi tingginya ketergantungan terhadap sapi impor. Menurut dia, para tukang jagal (tukang jagal hewan) lebih memilih sapi impor yang cenderung lebih murah sehingga pada akhirnya menyebabkan harga sapi dalam negeri semakin turun.

“Ini membuat harga sapi dalam negeri menjadi murah. Bisa impas hanya dengan membeli pakan untuk penggemukan,” ujarnya.

Selain itu, Agus juga mengangkat isu impor daging domba beku yang dapat merugikan perekonomian peternak kecil.

Baca Juga: Dewan Pers Apresiasi BRI Fellowship Journalism 2025 Untuk Tingkatkan Keterampilan Jurnalis Indonesia

Direktur Promedia menyebutkan mayoritas peternak domba, khususnya masyarakat kecil, menjalankan usaha dalam negeri.

“Jangan membuka keran impor. Kalau harga domba/kambing hancur, maka rakyat kecil akan lebih banyak menjadi korban,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *