TataRedaia.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta publik untuk terus memperbarui informasi peramalan cuaca sebelum bepergian selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (NATAR).
Ini adalah langkah yang diharapkan untuk cuaca potensial ekstrem, yang dapat mengganggu aliran perjalanan dalam mode perjalanan.
“Seperti yang mereka katakan, ada payung di depannya. Kami mengundang orang untuk menyaksikan ramalan cuaca melalui aplikasi infobmkg yang diperbarui. Peringatan awal akan dikirim selama seminggu, tiga hari, hingga tiga jam sebelum cuaca potensial yang ekstrem,” kata kepala BMKG, “kata kepala BMKG,” kata BMKG, “” kata kepala BMKG. “
Baca juga: Bencana untuk memindahkan tanah di Cikbar Sukabumi 10 yang terkena dampak 90 penduduk bertemu dengan cuaca potensial selama NATAR
Dwikorita mengatakan survei Kementerian Transportasi meramalkan bahwa 110,67 juta orang akan bepergian selama liburan NATAR 2024/2025. Sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor yang terkena kondisi cuaca ekstrem.
BMKG mengambil potensi cuaca ekstrem hingga Maret-Dubub 2025, dipengaruhi oleh fenomena Nina yang lemah, yang meningkatkan tabrakan sebesar 20 persen.
Selain itu, diperkirakan bahwa dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscilation (MJO) dan pendingin udara dingin Siberia aktif selama NATAR, yang meningkatkan intensitas presipitasi di berbagai daerah.
BACA JUGA: Harapan banjir dan tanah longsor tanah, ini adalah cara terbaik untuk mengamankan barang
“Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan jumlah curah hujan, meskipun efeknya masih perlu dipantau. Kami terus memantau situasi ini dengan hati -hati,” katanya.
BMKG menawarkan solusi perjalanan praktis melalui cuaca digital untuk operasi (DWT) di infobmkg.
Fitur ini memungkinkan orang untuk mengontrol informasi cuaca di rute rumah, bandara, pelabuhan, transisi, informasi penerbangan, dan gelombang.
“Pembaruan rutin informasi cuaca adalah langkah pencegahan untuk memprediksi hal -hal yang tidak diinginkan saat bepergian atau mengunjungi tujuan wisata. Selama musim hujan, bencana hidrometeorologi sangat terungkap hari ini,” tambah Dwikorita.
Baca Juga: Bupati Sukabumi akan memilih ASEP Japar Sowan untuk Kang Deddy Mulyadi, KDM: Di masa depan tidak akan ada lagi pertambangan dan login di Sukabumi! Hati -hati dengan tulang rawan bencana
Perwakilan dari meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa beberapa fenomena atmosfer seperti sirkulasi siklon di Laut Natuna, Samudra Hindia, perairan barat Aceh dan Arafur dari laut dapat menyebabkan peningkatan tabrakan di Indonesia.