Cuaca Ekstrem Sukabumi, Bupati Ajukan Modifikasi Cuaca ke BNPB

Tatermedia.ID – Intensitas tinggi cuaca ekstrem Plocasa Sokabumi dalam seminggu terakhir.

Baca Juga : RIP George Foreman, Legenda Tinju Kelas Berat Berkebangsaan Amerika Serikat

Cuaca akhir ini berdampak pada bencana hydomatorological basah yang disebarkan oleh 39 sub -peralatan, 172 desa di Sokabumi Rajans, Jawa Barat.

Dalam cuaca ekstrem dalam seminggu terakhir, merusak ribuan rumah penduduk, sehingga pemerintah telah berhasil dalam tanggapan darurat terhadap bencana di partai -partai terbesar di Jawa dan Bali.

Baca juga: Kontrol Perubahan Cuaca di Pusat Ekstrim ke Java Center

Bahkan dalam keadaan tanggap darurat dari hari yang lama, ketika bagian bawah masih memiliki potensi yang harus dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Itu diekspos oleh Sekretaris Regional Kabupaten Tertinggi, Adam Suriman, tim komunikasi Sokabumi Recember setelah pertemuan yang berkoordinasi dengan BPBD, BMKG, Basarnas, BPBD Provinzali dan lembaga terkait lainnya.

“Hasil pertemuan memiliki sejumlah hal yang perlu di luar, yang berarti hujan tinggi hingga hari 10 hingga 14 Desember masih cukup dalam.” Ini adalah pertimbangan, “kata Adam Spaman, Mars (11/10/2024).

Baca juga: Teknologi Perubahan Cuaca mengharapkan hujan dan banjir di Damak

Untuk mempercepat proses pemulihan dan meningkatkan efek mempengaruhi 39 sub -distrik, dalam penguasa Sokabumi, Marwan Hammi, yang mengirim implementasi rekayasa cuaca untuk mengurangi intensitas Rigasi Sokabumi.

Baca Juga : TECH NEWS Gempa M6,5 di Kepulauan Vanuatu Tidak Berdampak ke Indonesia

“Surat kemarin dari rezim diajukan ke kepala BNPB untuk mengubah cuaca,” Adam Spaman Tatlarmia. Gagal ke gedung Pando.

Lirik Libeling dalam cuaca Sokabumi Skabumi, seseorang tidak dapat memastikan kapan rekayasa cuaca ini akan dilakukan.

Baca juga: Perbarui kerusakan efek bencana di Sokabumi, mode tanggap darurat yang diperluas

“Barang -barangnya (BNPB) yang melakukannya. Saya hanya akan melakukan pengajuan.

“Kemarin, menurut data BMKG di Sokabumi dan Siangor masih tinggi dan karenanya mereka atau cuaca berubah,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *