avielletech.com – Merlaw, tradisi unik dan penuh pentingnya dari negara Minggu, adalah salah satu komunitas lokal yang menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Ritual ini bukan hanya aktivitas upacara, tetapi lebih, Merlaw berisi nilai -nilai mulia yang terkait dengan spiritualitas, secara sosial dan budaya.
Merlaw, juga dikenal sebagai Mungahan, adalah tradisi untuk makam ziarah yang dilakukan oleh Sundan Society, terutama di wilayah Ciamis, sebulan yang lalu dari Ramadhan.
Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam kelompok dan dikembalikan ke makam leluhur atau pemimpin agama yang dihormati.
Merlawu juga terdaftar di Kementerian Pendidikan sebagai warisan budaya. Dari SK no. 372/m/2021 Data SK: 2021.
Merlaw atau Mungahan digunakan oleh penduduk desa Kertabumi, Kabupaten Ciami, yang terjadi sebulan yang lalu ziarah ke kuburan leluhur di lokasi Gondang. Sejarah upacara merlaw tradisional adalah tradisi warisan budaya milik penduduk desa Kertabumi ciamis.
Baca Juga: Kacapi Sundan, Warisan Budaya Minggu yang Indah dan Berlanjut
Tidak hanya komunitas Kertabumi, yang berpartisipasi dalam kegiatan tradisional ini, tetapi sering kali orang di luar desa Kertabumi juga berpartisipasi dalam implementasi tradisi yang terjadi di desa Gondang di desa Kertabumi.
Kegiatan adalah daya tarik bagi komunitas eksternal yang ingin mengetahui prosesi menerapkan tradisi Merlaw dari awal hingga akhir acara. Upacara Merlaw tradisional adalah kegiatan dalam masyarakat yang mengingat layanan nenek moyang desa Kertabumi melalui ziarah ke tanah pemakaman.
Selain itu, upacara merlaw tradisional juga dapat diartikan sebagai pembersihan, untuk hari ini orang -orang saat ini meminta maaf sebelum kedatangan bulan suci Ramadhan atau biasanya disebut acara Mungahan.
Baca Juga: Mengikuti Pentingnya Filsafat Warna dan Motif Pakaian Tradisional Dari Pangsi Sundi
Acara Munggahan adalah bentuk tanduk mereka di bulan Ramadhan yang ramah dari komunitas Muslim Sundan.
Dengan perkembangan era Mungahan, yang ditafsirkan sebagai makanan atau koleksi keluarga dan lainnya, tetapi dalam tradisi Merlaw, yang dikaitkan dengan Mungahan, digunakan sebagai tempat untuk memperkuat ikatan persahabatan dan waktu untuk saling memaafkan di antara umat Islam, terutama dengan kerabat, dengan niat memurnikan jiwa semua sin manusia.
Makna dan tujuan Merlaw