avielletech.com – Devita Astriyani (17 tahun), calon guru, tinggal di Kampung Pamuruyan RT 01/01, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Meski kondisi fisiknya prima, putra Siti Nuyani dan Edi Rahman Putra ini juga berkomitmen mengabdi sebagai guru.
Selain cacat sejak lahir, cita-cita putra sulung tersebut masih sulit tercapai karena kondisi keuangan keluarga yang sulit.
Baca selengkapnya: Program BRI Peduli Sekolahku mengedepankan pendidikan dan sumber daya manusia yang berkualitas bagi masyarakat Riau.
Devita pernah bilang, cita-citanya jadi guru, kata ibunya, Siti Nuyani, saat berbincang dengan avielletech.com, Jumat (18/10/2024).
Siti menuturkan, bukan pihak keluarga yang tak mau mewujudkan cita-cita luhur Devia menjadi seorang guru, melainkan faktor ekonomi yang menyebabkan harapan anak tercintanya tertunda.
“Yang saya tahu, biaya sekolah anak berkebutuhan khusus (ABK) tinggi, sehingga DeVita tidak pernah bersekolah sejak kecil. Berbeda dengan kedua adik laki-lakinya. Alhamdulillah bisa sekolah,” kata Siti.
Baca Juga: Fakta Penemuan Mayat Wanita Muda di Selokan di Nakrak Sukabumi
Diakui Siti, situasi perekonomian saat ini semakin terpuruk. Perasaan itu muncul setelah suaminya dipecat dari pekerjaannya tujuh bulan lalu.
“Suami saya dulunya adalah seorang sopir di sebuah pabrik kayu. Tapi selama hampir tujuh bulan dia tidak mendapat pekerjaan bagus,” akunya.
Saat ini, belum lagi biaya kuliah DeVita. Makan nasi setiap hari itu sulit.
Baca selengkapnya: Jenazah Nelayan Tegalbuleud Sukabumi Ditemukan di Agrabinta Cianjur
Pasangan tuna wisma ini mengaku mereka terlambat membayar sewa selama 3-4 bulan.
“Kami sekeluarga sudah hampir 19 tahun tinggal di rumah kontrakan, dan hingga saat ini kami masih kesulitan makan,” kata Sitthi.