avielletech.com – Viral di media sosial, Dokter Spesialis Anak Jati Kusuma mengeluarkan permintaan untuk tidak memberikan teh kepada anak di bawah usia lima tahun (balita). Dalam video yang diunggah pada Rabu, 9 Oktober 2024, Jati mengingatkan bahwa minum teh dapat mengganggu penyerapan zat besi dan menyebabkan anemia.
Video tersebut diunggah akun TikTok @dr.jatikusuma.spa dan telah dibagikan lebih dari 13,8 ribu kali. Dalam Resep Dokter, Jati Kasuma menekankan pentingnya zat besi untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh anak.
Zat besi membantu perkembangan otak, meningkatkan kekebalan tubuh, memberi kekuatan dan mencegah stunting, tulis Jati.
Baca Juga: Peserta Muda Marathon Meninggal Usai Terjatuh di Garis Finis
Dr Jati menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke rumah sakit. Ia bertemu dengan seorang anak berusia dua tahun dengan kadar hemoglobin (Hb) yang sangat rendah, yaitu 8,7, padahal seharusnya lebih dari 11,0. Ia menjelaskan, anemia defisiensi besi merupakan defisiensi mikronutrien yang sulit didiagnosis.
Defisiensi mikronutrien zat besi seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga sebagian besar orang tua tidak menyadari masalahnya, katanya.
Dr Jati mencatat, kadar Hb anak tersebut diketahui menurun saat ia dirawat karena penyakit lain, yakni bronkopneumonia. Menurutnya, salah satu penyebab turunnya kadar Hb adalah kebiasaan orang tua memberikan teh kepada anaknya.
Ia mengatakan, pasien ini sering diberi teh oleh orang tuanya karena anaknya menyukai teh. Faktanya, teh menghambat penyerapan zat besi.
Baca juga: Persaingan Kerja Generasi Z Jadi Sorotan di Debat Gubernur DKI Jakarta 2024, Bagaimana Persiapannya
Berdasarkan pengalamannya, Dr Jati mengatakan situasi ini biasa terjadi, terutama di perkotaan.
“Ini bukan kejadian luar biasa; sulit menemukan banyak kasus serupa,” tambahnya.
Ia memperingatkan masyarakat untuk tidak memberikan teh kepada anak-anak dan memberi tahu keluarga tentang bahaya teh bagi anak-anak.
“Saya memberitahu semua orang dewasa untuk tidak memberikan teh kepada anak-anak.” Dia menyimpulkan (*)
