avielletech.com – Wakil Perwakilan Sukabumi nomor urut 02 Andreas menghadiri parade Budaya Ngaseuk Sarikabumi di Desa Adat Kasepuhan Cipta Mulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
Kasepuhan Cipta Mulya, Abah Hendrik mengatakan, tradisi Ngaseuk merupakan budidaya padi di lahan (Huma) yang sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya.
Oleh karena itu penanaman padi di Kasepuhan Cipta Mulya hanya bisa dilakukan setahun sekali.
Baca Juga: Pekan Kebudayaan Dirayakan Sanggar Seni Milangkala 3 Cengkok Wijayakusuma Nagrak Sukabumi
Ritual Ngaseuk merupakan ritual yang bermakna menghormati warisan nenek moyang dan alam, termasuk banyak kepercayaan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi yang bersemayam pada tanaman padi yang ditanam setahun sekali, kata Abah.
Dijelaskan Abah Hendrik, soal penanaman yang hanya dilakukan setahun sekali, menunjukkan bahwa masyarakat Kasepuhan tidak mau merusak lingkungan dan selalu menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami meyakini lahan pertanian perlu waktu untuk kembali subur, padahal setiap sebelum kemarau selalu diadakan upacara Ngaseuk Sarikabumi, setelah pawai Ngaseuk dilakukan penanaman padi,” ujarnya.
Baca Juga: 7 Tradisi Unik Lebaran yang Bakal Berakhir di Sukabumi, Nomor 6 yang Belum Pernah Kamu Dengar.
Wakil Presiden Sukabumi Andreas mengaku sangat senang bisa turut serta mendukung Kasepuhan Cipta Mulya dalam melestarikan tradisi tradisional nenek moyang yang digunakan di Kampung Adat Kasepuhan Cipta Halo.
Setelah melihat langsung rombongan Ngaseuk dan Kasepuhan, bagi saya ada perbedaan makna dan cerita yang bisa kita jadikan sumber ilmu dalam hidup, mohon doanya agar saya bisa mengetahui harapan masyarakat yang tinggal di kabupaten Sukabumi,” kata Andreas usai. dilanjutkan dengan parade ngaseuk dan acara botram (makan bersama) Kasepuhan bersama masyarakat.
Baca Juga: Pengurus Adat Sinar Seren Taun Kasepuhan, Wayang Golek Giriharja 3 Sosialisasikan HCS Sukabumi 2024
Menurut pengetahuan Kasepuhan, berbagai alat tradisional yang digunakan dalam upacara Ngaseuk antara lain Boboko (mangkok nasi yang terbuat dari alang-alang). Alat Aseuk atau tongkat kayu berujung runcing digunakan untuk membuat lubang bulir padi, kemudian kemenyan, daun sirih, panglay, kementan, jahe, kunyit dan daun seureuh.(*)